relojes web html code for clock

Sabtu, 13 November 2010

Referensi: Strategi Bundling Murah? Kenapa Tidak?

Cheap bundling untuk smartphone? Kenapa tidak?

Mengingat pertama kali smartphone di bundling adalah iPhone dengan telkomsel dan Blackberry dengan Indosat. Entah kenapa, saya berasumsi bahwa memang sistem bundling yang mereka terapkan sebenarnya bersifat individual. Iphone di bandroll dengan harga sembilan jutaan rupiah, blackberry lima sampai enam jutaan rupiah. Operator sendiri memberikan tarif premium untuk jasa Internet unlimited service dan Blackberry Internet Service.

Teringat waktu pertama kali beli handphone sendiri, di Birmingham,Inggris (th.2000). Ingin rasanya punya hp dengan harga murah, dan saya lihat kenapa orang mudah sekali beli hp? Sewaktu saya lihat di iklan salah satu koran,

"Nokia 3110, £ 0.00, free 200 minutes (19:00-05:00), 12 months vodafone contract @ £ 50.00 / month (maaf angka pastinya monthly saya lupa)"

"Nokia 7110, £ 0.00, free 200 minutes (19:00-05:00), 12 months vodafone contract @ £ 70.00 / month (maaf angka pastinya monthly saya lupa)"

Wah, menarik sekali kan? Handset nokia 3110 dan 7110 yang lumayan lagi ngetren hanya di hargai nol poundsterling saja. Padahal kita akan terikat pada tagihan minimum bulanan. Harga handset cash waktu itu kalau tidak salah £ 200 - £ 400 an, tergantung handset.

Nah, otomatis saya membeli 3110 yang bulanannya murah dan handsetnya lebih ramping dari 7110. Dan setiap lepas jam tujuh malam, dengan menggunakan international calling card, saya kontak ke Indonesia - kesempatan menghabiskan free 2000 menit perbulan.

Pada saat itu operator lain, seperti BT dan lainnya memberikan maksimal free minutes adalah maximum 500 menit.

Nah, melihat apa yang saya pernah rasakan dan melihat di koran pada saat launching iphone pertama di Amerika, hanya dihargai +/- $ 200.00 dan dengan bundling operator, tentu saja cukup terkejut pada saat iphone masuk di Indonesia bisa naik berlipat - lipat dan bulanan operator dengan tarif premium.

Hanya membayangkan saja, kapan sistem bundling seperti di Inggris dan Amerika akan berjalan di Indonesia? Tentunya, operator dan device maker harus memiliki perhitungan yang bagus dan tetap menguntungkan. Yang jelas, sistem ini pasti akan menarik minat konsumen untuk membeli. Jika dengan harga premium hanya satu-dua juta orang yang terangkul, mungkin dengan contoh sistem diatas akan lebih dari angka tersebut.

Toh orang tetap beli? Ya benar, tidak dipungkiri bahwa kebanyakan warga Indonesia termasuk saya memiliki sifat konsumtif yang tinggi, jadi dengan harga mahal pun, pasti nantinya akan beli. Tapi apa yang terjadi? Terlihat disini tidak loyalnya konsumen terhadap operator selular. Karena hanya perang tarif yang lebih difokuskan, maka jangan heran jika si A awalnya bernomor XL, nantinya akan pindah ke Three, Telkomsel, atau Axis, padahal yang dikejar hanya "tarif promo"

Dengan akan hadirnya device winphone 7 di Indonesia, baik itu HTC, Samsung, LG, Dell dimana menurut beberapa media bahwa tren saat ini Symbian nomor satu, Android nomor 2, RIM nomor tiga, Iphone nomor 4 dan terakhir adalah Winphone, apakah strategi ini akan diambil oleh para device maker untuk meningkatkan penjualan devicenya yang sudah cukup ketinggalan jauh dengan lainnya? Masih belum diketahui juga. Lalu, apakah mungkin? Menurut saya tipis kemungkinannya, karena kita lihat HTC sudah cukup terbantu dengan market Androidnya, RIM yang memang sudah menjamur bak smartphone sejuta umat, Iphone sudah puas dengan kesuksesan ipodnya, dan tentunya ada kemungkinan besar arogansi operator untuk tidak ingin terikat pada satu maker.

Berharap dan memang sangat berharap sistem bundling untuk smartphone seperti di dua negara contoh diatas bisa menjamur di Indonesia. Cheers

Tidak ada komentar: